Perseteruan Badai Dan Kerispatih
Penyanyi Sammy Simorangkir membongkar kisah masa lalunya dengan Badai Eks Kerispatih, saat menjadi saksi dalam sidang uji materi UU Hak Cipta di Mahkamah Konstitusi. Sammy Simorangkir mengatakan saat keluar dari band Kerispatih, ia dilarang oleh Badai menyanyikan karya-karyanya yang tercipta di band tersebut.
Bahkan, Sammy diminta Badai membayar royalti Rp 5 juta, kalau mau menyanyikan hits single Kerispatih dalam karier solonya sebagai penyanyi. Royalti adalah pembayaran yang diberikan kepada pemilik hak kekayaan intelektual, seperti hak cipta, paten, atau merek dagang, sebagai imbalan atas penggunaan aset tersebut.
Biasanya, royalti dibayarkan dalam bentuk persentase dari pendapatan atau berdasarkan jumlah penggunaan, misalnya dari penjualan buku, lagu, atau produk lainnya yang menggunakan hak kekayaan intelektual tersebut.
Kini, Badai baru buka suara soal masa lalu tersebut. Ia tidak tahu harus menjawab pernyataan Sammy di sidang Mahkamah Konstitusi seperti apa.
“Saya agak sedih sih. saya bukan galau atau baper saya cuma bingung. Tapi memang saya paling tua di band itu. Album pertama itu sudah berusia 26 tahun.” Ucap Badai saat ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
Mengenai permintaan membayar Rp 5 juta jika menyanyikan lagu Kerispatih, Badai menyebut Sammy kala itu hanya berbicara secara lisan.
“Ya itu kan dimintakan oleh manajemen kita saat itu. Sekarang saya tanya aja yang bersangkutan pernah bayar nggak ke manajemen kami dulu? Kalau saya nggak pernah merasa bahwa ada ketentuan ada nilai pembayaran di situ.” Ucap Badai.
Setelah keluar dari Kerispatih, Menurut Badai, kalau Sammy masih beberapa kali menyanyikan lagu-lagu ciptaannya dalam jadwal off air.
“Setahu saya sih pernah nyanyikan lagu saya, tapi katanya kan nggak meladeni permintaan saya, berarti dia nggak pernah bayar dong? Kalau Kerispatih bayar ke saya. Walaupun ada negosiasi dari 10 persen jadi 5 persen dari tarif mereka.” Ujar Badai.
Selama ini, pria yang bernama asli Doadibadai Hollo itu mengakui tidak pernah mengganggu Sammy dengan menagih royalti performing rights, ketika menyanyikan lagu ciptaannya.
“Lalu sidang MK kemarin kan dia bilang dia nggak pernah dipersoalkan, jadi ruginya di mana? Harusnya saya dong yang rugi, karya saya masih dinyanyikan sama dia. Karena dari LMKN aja nggak jelas kan soal pembayarannya.” Ucap Badai.
Bahkan, diakui Badai Eks Kerispatih, Sammy Simorangkir sempat menyatakan tidak butuh lagu-lagunya dalam perjalanan karier solonya sebagai penyanyi.
“Di sini saya cuma minta konsistensinya dan konsekuensinya aja.” Ujar Badai.
Musisi Doadibadai Hollo atau Badai eks Kerispatih menegaskan telah menutup pintu rapat-rapat reuni bareng Kerispatih. Badai beralasan, dia lebih ingin menghargai diri sendiri dan menghindari potensi konflik di masa depan.
“Saya memang melihat reuni ini buat saya tidak terlalu baik buat saya. Saya punya langkah ke depan dan tidak ingin melangkah ke masa lalu terus. Saya ingin melangkah ke depan.” Ucap Badai eks Kerispatih dalam konferensi pers di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Menurut Badai, dengan terus menuruti keinginan publik larut dalam kenangan masa lalu, justru tidak sehat bagi pertumbuhan dirinya sebagai seorang seniman dan individu.
“Saya sudah 26 tahun berkarya di industri musik, saya sudah banyak menyenangkan orang. Saya enggak pernah bahagiakan diri saya sendiri. Saya memilih memberikan reward kepada diri saya untuk tidak selalu meladeni orang. Saya tahu netizen, masyarakat pecinta karya saya, mereka selalu ingin dibuai oleh masa lalu kan? Itu menurut saya tidak terlalu baik buat saya.” Ucap Badai.
Badai mengaku telah menolak tawaran dengan nilai fantastis dari sebuah event organizer (EO) sekitar empat bulan lalu. EO itu bahkan memintanya untuk menyebutkan harga berapa pun yang ia inginkan, asalkan Kerispatih bisa reuni.
“Banyak. 4 bulan lalu ada EO yang minta saya, berapa pun harganya sebutin. Nanti boleh dicek sama manajemen saya. Sekali lagi, saya bukan orang kaya, bukan orang berlebihan, saya cukup aja. Tapi untuk masalah ini, bukan uang patokan saya.” Ungkap Badai.
Alasan lain yang tak kalah penting adalah polemik royalti musik, yang diprediksi Badai akan terus berulang dan masih jauh dari solusi. Karenanya, Badai memilih jalan sunyi untuk menghindar.
“Salah satunya lagi, saya tahu potensi masalah (royalti musik) ini akan jadi masalah berkepanjangan. Saya sudah beberapa kali bicara panjang. Kalau orangnya enggak paham, apakah saya harus paksakan? Saya memilih diam dan menghindar, memilih tidak masuk ke dalam masalah yang sama.” Jelas Badai.
Bagi Badai, yang ia cari saat ini bukanlah keuntungan materi, melainkan sebuah kebijaksanaan atau wisdom dalam menjalani karier dan kehidupannya.
“Saya ingin segala sesuatu dilakukan dengan wisdom. Itu yang mau saya temukan sampai saat ini.” Pungkas Badai.