Ifan Seventeen Menjadi Dirut PT. PFN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk vokalis grup band Seventeen, Riefian Fajarsyah alias Ifan Seventeen, sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN). Juru bicara Kementerian BUMN Putri Violla mengatakan, Ifan Seventeen baru mendapat kepercayaan dari pemegang saham untuk mengisi posisi orang nomor satu di perusahaan pelat merah di sektor perfilman.

“Direktur Utama PFN, betul, mendapatkan kepercayaan, jadi memang ada pengangkatan direksi. Kita juga tahu kan sekarang Komut-nya (Komisaris Utama) sudah ditetapkan.” Ujar Putri Violla saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat.

Ada alasan atau pertimbangan utama Erick Thohir menunjuk pria kelahiran Yogyakarta itu sebagai bos PFN. Salah satunya sepak terjang Ifan Seventeen. Putri mencatat, Ifan tidak saja bertindak sebagai penyanyi kenamaan Tanah Air, namun juga merupakan sosok yang punya pengalaman selaku produser.

“Pokoknya ini kan memang jabatan baru Ifan Seventeen menjadi Dirut PFN, yang pasti sekarang kan banyak yang komentar, wah ini basic-nya kan bukan di dunia film, gitu kan yang sekarang jadi komentar Masyarakat. Tapi sebenarnya kalau kita lihat kiprahnya dari Ifan itu bukan cuma di dunia musik saja, karena sudah punya pengalaman jadi produser, sehingga kemudian bisa menjadi direksi.” Beber Putri.

Sutradara Joko Anwar mengomentari penunjukan penyanyi Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama Perum Produksi Film Negara (PFN). Dalam pernyataannya di kanal YouTube Kemal Pahlevi, Joko Anwar menilai bahwa industri film sangat kompleks dan membutuhkan pemimpin dengan pengalaman mendalam di bidang tersebut.

“Setelah jelas visi misinya dari PFN, baru ketahuan Ifan Seventeen tidak cocok atau tidak cocok banget jadi Dirut (PFN), gue nggak bilang cocok ya.” Ucap Joko Anwar.

Menurut Joko Anwar, meski Ifan Seventeen memiliki latar belakang di industri hiburan sebagai musisi, pengalaman tersebut tidak serta-merta cukup untuk memimpin perusahaan produksi film negara.

“Produksi film atau perusahaan yang menangani film itu sangat kompleks.Gue 20 tahun di industri film masih merasa belum cukup paham, apalagi orang yang belum punya cukup pengalaman di bidang ini.” Ucap Joko Anwar.

Joko Anwar menekankan jika keputusan pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN sudah final, maka langkah terbaik adalah mengelilinginya dengan orang-orang yang memiliki pemahaman mendalam tentang industri film. Pernyataan Joko Anwar ini menuai beragam reaksi publik, terutama mengingat PFN memiliki peran penting dalam mengembangkan industri perfilman Indonesia.

Luna Maya dan Chicco Jerikho memberi respons dengan menyematkan emoji melongo seperti kebingungan. Ada juga Adipati Dolken yang memberi komentar titik-titik.  Tidak berhenti sampai di situ, Tissa Biani juga berkomentar dengan menyematkan tanda baca yakni tanda tanya sebagai respons terhadap pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN.

Aktor Fedi Nuril yang mengkritik keputusan tersebut. Di akun X pribadinya, Fedi menyatakan seharusnya kompetensi dan pengalaman yang relevan di bidang perfilman menjadi pertimbangan utama.

“Kata @prabowo ‘kita harus menuju ke arah merit (kemampuan) system. Prestasi! Tapi yang diangkat menjadi Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) malah Ifan Seventeen, yang kemampuan, pengalaman, dan prestasinya dalam film Indonesia gak jelas.” Tulis Fedi di media sosial X pribadinya.

Direktur Utama (Dirut) PT Produksi Film Negara (PFN) Ifan Seventeen mengatakan, warganet hanya mengetahui dirinya sebagai penyanyi semata. Alhasil, penunjukan dirinya sebagai Dirut PFN menuai kritik, karena dianggap tidak memiliki latar sebagai produser.

“Jadi, terus sampai saat ini juga aku masih sama teman-teman itu masih aktif di production house. Jadi, ya mungkin netizen kan tahunya aku nyanyi saja. Sebenarnya di situ masalahnya, ketidaktahuan saja.” Ujar Ifan, di kantor PFN, Jatinegara, Jakarta.

Ifan mengatakan, terkait program PFN ke depan, dirinya masih akan fokus melakukan pembenahan dulu.

Dia mengeklaim menemukan banyak masalah di PFN yang perlu dibenahi.

“Ini kalau aku analogikan begini, PFN ini, maksudnya begini, bagaimana orang bisa berkarya kalau mereka perutnya saja masih lapar? Ini yang dihadapi oleh PFN. “Setiap harinya, setiap bulannya, ini masalahnya. Gaji dibayarkan proporsional, selama 6 bulan teman-teman gajinya banyak yang enggak lengkap. Jadi, kita penuhi dulu perutnya, kenyang dulu, jangan lagi mikir perut, jangan lagi makan tiap hari, baru nanti kita pikirkan karya ke depannya.” Ujar Ifan.