Ayah Sarwendah Meninggal Dunia
Kabar duka datang dari keluarga Sarwendah Tan. Sang ayah tercinta, Hendrik Lo, meninggal dunia pada Sabtu, 19 Juli 2025. Beliau tutup usia di umur 63 tahun. Kabar duka ini dibagikan langsung oleh Sarwendah melalui unggahan di Instagram Story. Mantan istri Ruben Onsu itu mengunggah sebuah poster memorial yang memperlihatkan foto sang ayah lengkap dengan informasi tanggal lahir dan wafatnya.
“In loving memory. 29.08.1961 – 19.07.2025. Hendrik Lo. Usia 63 tahun. Keluarga yang berduka: Istri Rospita Tjoa. Sarwendah. Wendy Joe Octavianus. Dennise Lo. Leonita Adriana.” Tulis Sarwendah di Instagram.
Tidak banyak kata yang diucapkan, tapi rasa cinta dan kehilangan sangat terasa dari kalimat singkat yang ia tulis: “I love you Papi.”
Setelah beberapa hari berduka, Sarwendah mulai bisa dengan tenang membagikan penjelasan mengenai penyebab meninggalnya sang ayah, Hendrik Lo. Sarwendah mengaku kini dirinya sudah sedikit lebih stabil, sehingga Sarwendah mampu menceritakan kronologi sakit sang ayah sebelum wafat.
“Kalau mau diceritakan, mungkin sekarang aku lebih bisa cerita, walaupun ya pasti ada rasa berat. Tapi kita harus ikhlas supaya jalannya lancer.” Ujar Sarwendah di Rumah Duka Grand Heaven, Jakarta Utara.
Menurutnya, sang ayah sempat mengeluhkan sakit di bagian perut yang dikira hanya masalah maag atau GERD biasa. Namun belakangan diketahui kondisinya jauh lebih serius, karena rasa sakitnya menjalar ke bagian punggung.
“Awalnya itu, papi udah sakit di perutnya. Setiap kali sakit, papi merasa itu cuma maag atau GERD-nya dia doang. Tapi ternyata kemarin itu sakitnya sampai ke belakang punggung, akhirnya dilarikan ke rumah sakit.” Ungkap Sarwendah.
Sesampainya di rumah sakit, penanganan dilakukan dengan cepat. Ayah Sarwendah langsung diberi obat untuk meredakan nyeri, lalu keesokan paginya menjalani CT scan dan MRI. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan adanya batu empedu, batu ginjal, dan penyumbatan pada saluran pankreas yang menyebabkan infeksi serius.
“Paginya langsung di-CT scan, MRI, ternyata di dalamnya ada batu empedu sama batu ginjal. Dan pankreasnya juga salurannya menyumbat, jadi udah ada infeksi di dalam.” Beber Sarwendah.
Tim medis kemudian segera melakukan tindakan endoskopi untuk mengatasi masalah tersebut. Walau sempat menunjukkan respons positif, kondisi tubuh sang ayah perlahan mulai menurun.
“Setelah dicek, ternyata sudah ada pembengkakan. Papi sempat masih nggak apa-apa, tapi sepertinya badannya nolak obatnya. Akhirnya kondisi tubuhnya makin lama makin menurun,” Tutur Sarwendah.
Ia menegaskan bahwa pihak rumah sakit sudah melakukan penanganan terbaik dan cepat. Tidak ada kelalaian medis dalam kasus ini.
“Rumah sakitnya penanganannya cepat banget. Apalagi aku orangnya detail banget kalau soal obat dan rumah sakit. Jadi bukan karena salah penanganan atau gimana. Semua sudah dilakukan sebaik mungkin.” Ucap Sarwendah.
Sarwendah mengungkapkan perasaannya yang tampak masih berat ditinggal sosok ayah yang sangat ia cintai. Sarwendah juga masih kepikiran untuk menghandle pekerjaan ayahnya usai meninggal dunia.
“Banyaklah, aku masih muda membahagiakan dia. Otomatis kontraktor dia kan harus kita yang harus handle, terus karena kontraktornya aku handle. Karena kontraktor lagi full banget, kan kemarin dia mau renov rumahnya sendiri, pasti jadinya jadi delay-delay. Aku mau ngerenovin rumahnya dia.” Ungkap Sarwendah.
Sarwendah juga menceritakan momen terakhir bersama sang ayah sebelum keadaannya menurun. Bahkan ia semoa ngobrol dan telfonan.
“Sempat ketemu, sempat nemenin. Pada saat itu masih sempat ngobrol biasa aja… karena dia ambil tindakan ya sebelum keadaannya tambah menurun. Sempat ngobrol biasa aja, karena kan dia memang suka telfonin aku,” kata mantan istri Ruben Onsu tersebut.
Ia juga mengenang pesan terakhir sang ayah yang begitu membekas. Sarwendah juga diminta jangan sedih oleh ayahnya.
“Banyak. Sebenarnya, ‘Lu harus bahagia. Kalau lo sedih, nanti gue juga sedih.’ Itu aja sih, wajarlah orangtua.” Ungkap Sarwendah.
Menurut Sarwendah, sang ayah adalah sosok yang penuh kasih dan sangat dicintai oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan banyak yang berduka atas kepergian ayahnya.
“Yang aku senang adalah semua orang yang kenal papi tahu papi orangnya baik banget, friendly banget. Aku senanglah kalau papi aku banyak disayangin sama semua orang. Ya bisa kalian lihat orang yang datang juga, yang kirim karangan bunga atau apapun. Jadi aku senang.” Ujar Sarwendah.
Jenazah sang ayah rencananya akan dikremasi pada 23 Juli mendatang. Sarwendah menjelaskan pemilihan tanggal tersebut berdasarkan perhitungan fengshui.
“Enggak ada alasan khusus. Hitungan fengshui aja. Papi aku kan lumayan Chinese toktok jadi itung fengshui. Jadi udah diitung tanggal 23.” Jelas Sarwendah.
Sesuai tradisi keluarga, abu mendiang ayahnya akan dilarung di laut.
“Abunya udah mau ditabur. Waktu itu kan nenek biasa ulang tahun di kapal, jadi nanti pas kremasi sekalian ngasih mau kayak gitu lewat Yeye. Karena kan Yeye suka ngumpul-ngumpul. Nenek udah beli tempat yang double karena nenek request mau abunya bareng. Sosok Yeye sebagai ayah, ayah yang support anaknya, sangat sayang anaknya, selalu mengusahakan yang terbaik buat aku.” Pungkas Sarwendah.